Langsung ke konten utama


PETINGNYA PERAN PEMUDA HINDU
DALAM  MEMAHAMI KEPEMIMPINAN

Yang tiang Sucikan Jero Mangku,
Yang terhormat Ketuan PHDI desa terusan makmur,
Yang terhormat pengurus adat,
Yang tiang hormati ketua TTBS dan jajarannya,
Yang tiang hormati bapak/ibu serta kawan-kawan  tiang banggakan, dalam kesempatan yang berbahagia ini sempat meluangkan waktu dalam malaksanakan persembahnyang  dalam rangka merayakan hari raya galungan........

Om Swastyastu,
Om Awingnam Astu Namo Sidham

Puji syukur tiang panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Waranugraha-Nya lah kita dapat bersama-sam berkumpul dipura dalam keadaan sehat guna dapat melaksanakan persembahnyangan....
Hadirin yang tiang hormati, dalam kesempatan ini ijinkan titiang memberikan darma wacana tentang “PETINGNYA PERAN PEMUDA HINDU DALAM  MEMAHAMI KEPEMIMPINAN”....
Hadirin yang tiang hormati, apa itu pemuda hindu ? pemuda merupakan generasi muda bangsa dalam  mewujudkan cita-cita bangsa...
Benar pandangan presiden pertama yang mengatakan ‘beri aku sepuluh pemuda, niscahya akan ku goncangkan dunia’
Contohnya bisa melalui dunia politik dan pendidikan................
Apa itu kepemimpinan ? dalam bahasa sanskerta arti kepemimpinan adalah sentane dan ekagra...
Contohnya...
1.         Pemimpin dalam pemerintahan
2.         Pemimpin dalam pendidikan
3.         Pemimpin dalam keluarga
Hadirin yang tiang hormati, kepemimpinan banyak mengandung arti khususnya dalam agama hindu, dalam ajaran nitisastra dapat dijelaskan beberapa hal tentang pemimpin...
pengertian Nitisastra berarti kebijaksanaan duniawi, etika social politik, tuntunan dan juga berarti ilmu pengetahuan tentang Negara atau ilmu bangunan politik berdasarkan ajaran agama Hindu ilmu, yang bertujuan untuk membangun  suatu Negara baik dari segi tata negaranya,  tata pemerintahan dan tata kemasyarakatannya. Disamping hal tersebut, Nitisastra juga mengandung ajaran kepemimpinan juga bersifat umum dan praktis berlandaskan ajaran agama Hindu.
Hadirin yang tiang hormati , kepemimpinan dalam  nitisastra bagaikan Sebuah pohon bambu dimana pohon bambu memiliki empat makna menjadi seseorang pemimpin...
1.         Bambu itu tingggi dan merunduk, diharapkan seorang pemimpin semakin tinggi jabatannya tetapi tetap ingat dengan rakyat yang ada dibawahnya..
Misalnya tri upaya sandhi 3 macam cara bagi seorang pemimpin untuk menghubungkan atan mendekatkan diri dengan masyarakat yang dipimpin, dan ada juga sad warnaning raja niti 6 sifat utama yang dimiliki seorang pemimpin..
2.         Bambu  itu sangat kuat bisa tumbuh dimana saja, walaupun ditaman disembarang tempat walaupun tidak ada air dan ujan dia tetap tumbuh, seorang pemimpin harus siap bersaing dan tetap kuat atau tengar menghadapi masalah-masalah yang datang silih berganti demi kemajuan tempat yang dipimpinnya.
Misalnya catur pariksa 4 cara menyelesaikan masalah..
3.         Bambu  itu iklas, mau dia berbunga atau ditebang tetap selalu berkembang, seorang pemimpin harus iklas menjalani tungasnya tanpa memikirkan materi dan imbalan, pemimpin juga harus memiliki spirit yang tinggi dan jelas guna meningkatkat kualitas tempat yang dipimpinnya.
Misalnya panca stiti darmaning prabu...
4.         Bambu itu kosong, pemimpin harus berfikir masalah kesejahtran masyarakat yang dipimpinnya....
Misalnya astra brata 8 ajaran utama tentang kepemimpinan..
Hadirin yang tiang hormati, demikian yang dapat titiang sampaikan. Kurang dan lebih tiang mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya karena tiang juga seorang manusia yang tak luput dari kesalah, tetapi dari kesalahan itu kita belajar guna menjadi yang lebih baik kedepannya...
Akhir kata tiang ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada titiang meberikan darma wacana dalam kesempatan hari ini..................
Om, Santih, Santih, Santih, Om

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEGIATAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS KPM, BUMDes, DESAIN DAN RAB

Kamis 7 Desember 2023 Pemerintah Desa Terusan Makmur dan Pemerintah Desa Terusan Mulya mengadakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB. Peserta Pelatihan terdiri dari Perangkat Desa, BUMDes, KPM dan Kader Posyandu. Jumlah Narasumber ada 6 diantaranya:  1. HENDRANO, S.P dan RIJALI RAHMAN, S.Pd.I Judul Materi Pemahaman Administrasi BUMDes  2. YUDIANTO,S.H dan ELISE, S.P Judul Materi Pelatihan KPM dan Posyandu  3. SUYONO, S.T dan TITI YULIANTI, S.Pd.I Judul Pelatihan materi Desain RAB kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Terusan Makmur.  harapan PLH. Kades Terusan Makmur Bapak Anang Amunddin, S.Pd terhadap seleruh pesesta pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB yaitu  1. dapat menambah pengetahuan dalam bidang masing-masing  2. dapat diterapkannya setelah mengikuti pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB ini.

DEWATA NAWA SANGA

Dewata Nawa Sanga, 9 Dewa Peguasa Mata Angin 1. Definisi Dewata Nawasanga adalah sembilan dewa atau manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin. Sembilan dewa itu adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara, dan Siwa. 2. Penjelasan Tentang Atribut Dewata Nawasanga a. Dewa Wisnu Arah : Utara/Uttara Pura : Batur Aksara : Ang Senjata : Cakra Warna : Hitam Urip : 4 Panca Wara : Wage Sapta Wara : Soma Sakti : Dewi Sri Wahana : Garuda Fungsi : Pemelihara b. Dewa Sambhu Arah : Timur Laut/Airsanya Pura : Besakih Aksara : Wang Senjata : Trisula Warna : Biru/Abu-Abu Urip : 6 Panca Wara : Sapta Wara : Sukra Sakti : Dewi Mahadewi Wahana : Wilmana c. Dewa Iswara Arah : Timur/Purwa Pura : Lempuyang Aksara : Sang Senjata : Bajra Warna : Putih Urip : 5 Panca Wara : Umanis Sapta Wara : Redite Sakti : Dewi Uma Wahana : Gajah Putih d. Dewa

LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN

  LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar belakang Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh. Sebab itu, sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi , yaitu upaya memanusiakan manusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu landasannya. Konsep hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya. Ada dua alasan mengapa para pendidik perlu memiliki landasan filosofis pendidikan. Pertama, karena pendidikan bersifat normatif maka dalam rangka pendidikan diperlukan asumsi atau sesuatu titik tolak yang bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat normatif tersebut an