Langsung ke konten utama

DEWATA NAWA SANGA



Dewata Nawa Sanga, 9 Dewa Peguasa Mata Angin
1. Definisi

Dewata Nawasanga adalah sembilan dewa atau manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin. Sembilan dewa itu adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara, dan Siwa.

2. Penjelasan Tentang Atribut Dewata Nawasanga

a. Dewa Wisnu

Arah : Utara/Uttara

Pura : Batur

Aksara : Ang

Senjata : Cakra

Warna : Hitam

Urip : 4

Panca Wara : Wage

Sapta Wara : Soma

Sakti : Dewi Sri

Wahana : Garuda

Fungsi : Pemelihara

b. Dewa Sambhu

Arah : Timur Laut/Airsanya

Pura : Besakih

Aksara : Wang

Senjata : Trisula

Warna : Biru/Abu-Abu

Urip : 6

Panca Wara :

Sapta Wara : Sukra

Sakti : Dewi Mahadewi

Wahana : Wilmana

c. Dewa Iswara

Arah : Timur/Purwa

Pura : Lempuyang

Aksara : Sang

Senjata : Bajra

Warna : Putih

Urip : 5

Panca Wara : Umanis

Sapta Wara : Redite

Sakti : Dewi Uma

Wahana : Gajah Putih

d. Dewa Maheswara

Arah : Tenggara/Ghnenya

Pura : Goa Lawah

Aksara : Nang

Senjata : Dupa

Warna : Dadu/Merah Muda

Urip : 8

Panca Wara :

Sapta Wara : Wrhaspati

Sakti : Dewi Laksmi

Wahana : Merak

e. Dewa Brahma

Arah : Selatan/Daksina

Pura : Andakasa

Aksara : Bang

Senjata : Gada

Warna : Merah

Urip : 9

Panca Wara : Paing

Sapta Wara : Saniscara

Sakti : Dewi Saraswati

Wahana : Angsa

Fungsi : Pencipta

f. Dewa Rudra

Arah : Barat Daya/Nairiti

Pura : Uluwatu

Aksara : Mang

Senjata : Moksala

Warna : Jingga

Urip : 3

Panca Wara :

Sapta Wara : Anggara

Sakti : Dewi Samadhi

Wahana : Kerbau Putih

g. Dewa Mahadewa

Arah : Barat/Pascima

Pura : Batukaru

Aksara : Tang

Senjata : Naga Pasa

Warna : Kuning

Urip : 7

Panca Wara : Pon

Sapta Wara : Buda

Sakti : Dewi Sanci

Wahana : Naga

h. Dewa Sangkara

Arah : Barat Laut/Wayabhya

Pura : Puncak Mangu

Aksara : Sing

Senjata : Angkus

Warna : Hijau/Welis

Urip : 1

Panca Wara :

Sapta Wara : Sukra

Sakti : Dewi Rodri

Wahana : Singa

i. Dewa Siwa

Arah : Tengah/Madya

Pura : Besakih

Aksara : Ing/Yang

Senjata : Padma

Warna : Panca Warna

Urip : 8

Panca Wara : Kliwon

Sapta Wara :

Sakti : Dewi Durga

Wahana : Lembu

Fungsi : Pelebur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEGIATAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS KPM, BUMDes, DESAIN DAN RAB

Kamis 7 Desember 2023 Pemerintah Desa Terusan Makmur dan Pemerintah Desa Terusan Mulya mengadakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB. Peserta Pelatihan terdiri dari Perangkat Desa, BUMDes, KPM dan Kader Posyandu. Jumlah Narasumber ada 6 diantaranya:  1. HENDRANO, S.P dan RIJALI RAHMAN, S.Pd.I Judul Materi Pemahaman Administrasi BUMDes  2. YUDIANTO,S.H dan ELISE, S.P Judul Materi Pelatihan KPM dan Posyandu  3. SUYONO, S.T dan TITI YULIANTI, S.Pd.I Judul Pelatihan materi Desain RAB kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Terusan Makmur.  harapan PLH. Kades Terusan Makmur Bapak Anang Amunddin, S.Pd terhadap seleruh pesesta pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB yaitu  1. dapat menambah pengetahuan dalam bidang masing-masing  2. dapat diterapkannya setelah mengikuti pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB ini.

LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN

  LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar belakang Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh. Sebab itu, sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi , yaitu upaya memanusiakan manusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu landasannya. Konsep hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya. Ada dua alasan mengapa para pendidik perlu memiliki landasan filosofis pendidikan. Pertama, karena pendidikan bersifat normatif maka dalam rangka pendidikan diperlukan asumsi atau sesuatu titik tolak yang bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat normatif tersebut an