Langsung ke konten utama

PEMBUKAAN KEGIATAN PELATIHAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

 


Selasa tanggal 3 Oktober tahun 2023 telah dilaksanakan Acara pembukaan kegiatan pelatihan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang di selenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Banjarmasin.

Dalam acara pembukaan tersebut dihadirin oleh Kepala Balai Pelatihan Banjarmasin, Perwakilan dari Dinas PMD Kabupaten Kapuas, Panitia Pelaksana, Tim Pelatih, dan seluruh Peserta Pelatihan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa ( BUM Desa). Seluruh jumlah peserta pelatihan terdiri dari 60 peserta terbagi kedalam keterwakilan 20 Desa yang ada di Kabupaten Kapuas, yaitu:

1. Desa Saka Tamiang

2. Desa Penda Ketapi

3. Desa Anjir Membulau Barat

4. Desa Tamban Baru Mekar

5. Desa Harapan Jaya

6. Desa Kalumpang

7. Desa Beranggau

8. Desa Bina Karya

9. Desa Terusan Makmur

10. Desa Petak Petuah

11. Desa Naning

12. Desa Warna Sari

13. Desa Tamban Jaya

14. Desa Anjir Serapat Baru

15. Desa Anjir Serapat Barat

16. Desa Saka Batur

17. Desa Rawa Subur

18. Desa Menteng Karya

19. Desa Saka Lagon

20. Desa Sumber Mulya

Terbagi menjadi 2 angkatan pembelajaran :

1. Pembelajaran Pelatihan Pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Tematik Penyusunan Perencanaan Bisnis angkatan XX, terdiri dari 30 peserta atau keterwakilan jumlah 10 Desa yang ada di Kabupaten Kapuas

1. Desa Saka Tamiang

2. Desa Penda Ketapi

3. Desa Anjir Membulau Barat

4. Desa Tamban Baru Mekar

5. Desa Harapan Jaya

6. Desa Kalumpang

7. Desa Beranggau

8. Desa Bina Karya

9. Desa Terusan Makmur

10. Desa Petak Petuah. 

2. Pembelajaran Pelatihan Pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Tematik Penyusunan Laporan Keuangan angkatan XXI, terdiri dari 30 peserta atau keterwakilan jumlah 10 Desa yang ada di Kabupaten Kapuas.

1. Desa Naning

2. Desa Warna Sari

3. Desa Tamban Jaya

4. Desa Anjir Serapat Baru

5. Desa Anjir Serapat Barat

6. Desa Saka Batur

7. Desa Rawa Subur

8. Desa Menteng Karya

9. Desa Saka Lagon

10. Desa Sumber Mulya

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HEGEMONI

TEORI HEGEMONI MENURUT GRAMSCI 1.      A.           Pengertian Hegemoni Istilah hegemoni berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ‘ eugemonia’. Sebagaimana yang dikemukakan   encylclopedia Britanica  dalam prakteknya di Yunani, diterapkan untuk menunjukkan dominasi posisi yang diklaim oleh negara-negara kota ( polism  atau   citystates ) secaara individual misalnya yang dilakukan opleh negara Athena dan Sparta terhadap negara-negara lain yang sejajar (Hendarto, 1993:73). Jika dikaitkan pada masa kini, pengertian hegemoni menunjukkan sebuah kepemimpinan dari suatu negara tertentu yang bukan hanya sebuah negara kota terhadap negara-negara lain yang berhubungan secara longgar maupun secara ketat terintegrasi dalam negara “pemimpin”. Dalam politik internasional dapat dilihat ketika adanya perang pengaruh pada perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Sovyet yang biasanya disebut s...

DEWATA NAWA SANGA

Dewata Nawa Sanga, 9 Dewa Peguasa Mata Angin 1. Definisi Dewata Nawasanga adalah sembilan dewa atau manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin. Sembilan dewa itu adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara, dan Siwa. 2. Penjelasan Tentang Atribut Dewata Nawasanga a. Dewa Wisnu Arah : Utara/Uttara Pura : Batur Aksara : Ang Senjata : Cakra Warna : Hitam Urip : 4 Panca Wara : Wage Sapta Wara : Soma Sakti : Dewi Sri Wahana : Garuda Fungsi : Pemelihara b. Dewa Sambhu Arah : Timur Laut/Airsanya Pura : Besakih Aksara : Wang Senjata : Trisula Warna : Biru/Abu-Abu Urip : 6 Panca Wara : Sapta Wara : Sukra Sakti : Dewi Mahadewi Wahana : Wilmana c. Dewa Iswara Arah : Timur/Purwa Pura : Lempuyang Aksara : Sang Senjata : Bajra Warna : Putih Urip : 5 Panca Wara : Umanis Sapta Wara : Redite Sakti : Dewi Uma Wahana : Gajah Putih d. Dewa ...

REJANG TARIAN SAKRAL UNTUK PERSEMBAHAN PARA DEWA

Musik dan tari adalah bagian yang tidak terpisahkan dari agama di desa Terusan. Tarian-tarian Bali diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu tarian pertujukan dan tarian sakral. Tari pertunjukan (bebalihan) adalah tarian yang umumnya dimainkan/dipentaskan untuk hiburan, sementara tari sakral (wali) merupakan tarian yang hanya dapat dimainkan untuk mengiringi upacara keagamaan tertentu. Ada beragam jenis tari pertunjukan seperti: tari lebah, tari perang, tari untuk mencari pasangan, tari penyambutan tamu, dan lain sebagainya; sementara, tari sakral seperti: tari pendet, rejang dewa, Sanghyang, topeng, dan lain sebagainya. Pada zaman Bali Kuno bisa dikategorikan menjadi dua transformasi: (1) lewat guru-guru tua yang memberikan pelajaran secara personal; (2) kateori yang berbau gaib, yakni transformasi ketika seorang penari hanya bertindak sebagai medium. Kategori ini sering ditemu pada penari-penari suci atau yang belum akil balik. Mereka mengalami proses kerawuhan – suatu ecstay, ...