Tehnik Budidaya Tanaman Padi Pibrida
Pendahuluan
Pemintaan
terhadap beras dari tahun ke tahun cenderung naik sejalan dengan laju
peningkatan jumlah penduduk. Disisi lain varietas unggul yang digunakan petani
tidak dapat berproduksi lebih tinggi karena keterbatasan kemampuan genetik
tanaman.
Sejalan dengan
tujuan pembangunan pertanian yang lebih memfokuskan kepada peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani, maka program intensifikasi padi sudah
selayaknya mendapat perbaikan dan penyempurnaan dari berbagai aspek.
Padi hibrida
berperan untuk meningkatkan produksi. Teknologi pengembangan padi hibrida yang
diterapkan secara intensif di daerah asalnya China, India dan Vietnam mampu
meningkatkan produktifitas sebesar 15 - 20 %. Keberhasilan penanaman padi
hibrida secara intensif menunjukkan bahwa varietas padi hibrida merupakan
teknologi yang praktis dalam peningkatan produksi padi.
Keunggulan Tanaman Padi Hibrida
1.
Hasil yang lebih tinggi daripada
hasil padi unggul inbrida;
2.
Vigor lebih baik sehingga lebih
kompetitif terhadap gulma; Keunggulan dari aspek fisiologi, seperti aktivitas
perakaran yang lebih luas, area fotosintesis yang lebih luas, intensitas
respirasi yang lebih rendah dan translokasi asimilat yang lebih tinggi;
3.
Keunggulan pada beberapa
karakteristik morfologi seperti sistem perakaran lebih kuat, anakan lebih
banyak, jumlah gabah per malai lebih banyak, dan bobot 1000 butir gabah isi
yang lebih tingg
Kelemahan Tanaman Padi Hibrida
1.
Harga benih yang mahal;
2.
Petani harus membeli benih baru
setiap tanam, karena benih hasil panen sebelumnya tidak dapat dipakai untuk
pertanaman berikutnya;
3.
Tidak setiap galur atau varietas
dapat dijadikan sebagai tetua padi hibrida. Untuk tetua jantannya hanya
terbatas pada galur atau varietas yang mempunyai gen Rf atau yang termasuk
restorer saja;
4.
Produksi benih rumit;
5.
Memerlukan areal penanaman dengan
syarat tumbuh tertentu.
Padi hibrida yang merupakan tanaman F1 hasil persilangan antara GMJ (A)
dengan galur pemulih kesuburan (R) hanya dapat ditanam satu kali, karena bila
hasil panen hibrida ditanam lagi akan mengalami perubahan yang signifikan
sebagai akibat adanya segregasi pada generasi F2 sehingga pertanaman tidak seragam dan tidak
baik. Oleh karena itu benih F1 harus diproduksi dan petani juga harus
selalu menggunakan benih F1.
Pembahasan
Tahapan Budidaya Tanaman Padi
Hibrida
1.
Benih dan
Persemaian
Benih padi hibrida hanya dapat digunakan untuk satu
kali tanam saja. Artinya, setiap kali mau menanam, petani harus menggunakan
benih yang baru dan bersertifikat. Penggunaan benihnya berkisar antara 15
- 20 kg / ha.
Persemaian dilakukan dengan menggunakan sistem basah,
dimana lahan diolah dalam kondisi macak-macak, kemudian dibuat bedengan
selebar 1 – 1,25 meter dan ditinggikan setinggi 5 cm. Lahan persemaian
harus sudah siap, paling lambat sehari sebelum sebar benih. Untuk setiap 1 kg
benih dibutuhkan lahan persemaian seluas 20 m2 atau 300 - 400 m2 untuk
penanaman seluas satu ha. Selanjutnya benih direndam selama 12 – 24 jam,
kemudian ditiriskan di tempat yang aman hingga berkecambah 1 mm. Kemudian benih
disebar merata dengan kepadatan 1 kg benih per 20 m2 lahan atau
setara dengan kepadatan sebar 50 - 75 gr/m2. Sehari sebelum sebar,
persemaian dipupuk SP 36 sebanyak 5 gr/m2 dan KCI 5 gr/m2.
Setelah persemaian umur 10 hari, tambahkan pupuk Urea 10 gr/m2 luas
persemaian.
Sehari setelah sebar hingga hari ke tujuh, masukkan
air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari.
Kemudian pada hari ke delapan dan seterusnya, ketinggian air di jaga 2 - 5 cm.
Setelah bibit umur 15-18 hari setelah sebar atau setelah berhelai daun 5 - 6
helai, bibit dipindah tanaman di lahan penanaman. Secara periodik dilakukan
pengamatan terhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT).
2.
Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan merupakan tempat yang baik untuk tanaman,sehingga
pengolahan tanah sangat menentukan keberlanjutan pertumbuhan tanaman padi
hibrida. Lahan sawah disiapkan paling lambat 15 hari sebelum tanam. Pengolahan
tanah dilakukan 2 - 3 kali.
o
Pengolahan I, tanah diolah/dibajak
dalam keadaan macak-macak. Pengolahan tanah dengan bajak singkal (kedalaman 10
cm-20 cm), sebelumnya tanah digenang air selama 1 minggu untuk melunakkan
tanah. Galengan dibersihkan dengan cangkul dan dipopok dengan tanah agar air
dan unsur hara pada petakan tidak hilang melalui rembesan Setelah tanah diolah,
tanah dibiarkan selama 1 minggu dan digenangi air.
o
Pengolahan II, tanah diolah/dibajak
dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan lahan agar siap ditanami bibit padi.
o
Pengolahan III, taburkan arang sekan
padi pada lahan yang digunakan melakukan penanaman bibit.
o
Pengolahan IV, diberikan pupuk
kandang atau pupuk kompos jerami.
o
Pengolahan tanah terakhir (V),
sebelum menabur bibit di cek kembali lahan yang sudah siap digunakan melakukan
penanaman bibit, apabila terdapat hama seperti semut dan sebagainya, di atassi
dengan penaburan puradan atau fungisida,
Selamat Mencoba
Komentar
Posting Komentar