Langsung ke konten utama

HUBUNGAN FILSAFAT



HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
Pengertian Filsafat, Manusia, dan Pendidikan, Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Ciri-ciri berfikir filsafat:
a) Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
b) Berfikir secara sistematis.
c) Menyusun suatu skema konsepsi, dan
d) Menyeluruh.

Manusia, sebagaimana disampaikan pada pembahasan sebelumnya, adalah salah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota populasi permukaan bumi ini. Secara fisik, manusia berada pada tataran spesies yang sama dengan hewan mamalia. Hal itu dikarenakan, ciri-ciri manusia hampir sama (atau bahkan sama) dengan hewan jenis mamalia. Akan tetapi menurut karakter dan sifatnya, manusia bisa dikategorikan ke dalam homo sapiens, homo feber, atau homo ludens. Pun manusia juga bisa menjadi makhluk individu ataupun makhluk sosial. Semua itu dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai tujuannya.Adapun pendidikan berasal dari kata “didik” yang mendapat imbuhan me-, yang artinya memelihara dan memberi latihan. Selanjutnya, pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, Poerbakawatja dan Harahap, pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.Dari berbagai definisi yang berbeda-beda tersebut, ada satu hal yang menghubungkan kesemuanya, yaitu pencapaian tujuan.Tujuan itu bermacammacam.Ada yang bertujuan memelihara, memberi latihan, memperoleh pengetahuan, pendewasaan, dan lain-lain.
Hubungan Antara Filsafat, Manusia, dan Pendidikan, ada hubungan yang erat antara filsafat, manusia, dan pendidikan. Hubungan tersebut dilihat dari berbagai aspek, misalnya objek kajiannya manusia.Filsafat berarti berpikir mendalam oleh manusia.Manusia mampu berfilsafat di bidang yang dia kuasai.Salah satu kajian filsafat adalah pendidikan.Inilah keterkaitan antara ketiga hal tersebut.
Tujuan pendidikan merupakan bentuk pengkhususan dari tujuan hidup manusia.Adapun berfilsafat merupakan upaya untuk penyelesaian maupun pemecahan masalah terkait manusia, pendidikan, kesehatan, agama, dan sebagainya. Masalah masalah yang dialami manusia akan dipikirkan secara mendalam (berfilsafat) untuk kemudian dicapai penyelesaian.
  2.1.     Teori Kebenaran menurut Pandangan Filsafat dalam Bidang
2.1.1.      Ontologi
Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas.Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Bedanya realitas dalam ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan : apakah sesungguhnya hakikat dari realitas yang ada ini; apakah realitas yang ada ini sesuatu realita materi saja; adakah sesuatu di balik realita itu; apakah realita ini monoisme, dualisme, atau pluralisme. Menurut Bramel, interprestasi tentang suatu realita itu dapat bervariasi.
Di dalam pendidikan,pandangan ontologi secara praktis, akan menjadi masalah yang utama. Membimbing anak untuk memahami realita dunia dan membina kesadaran tentang kebenaran yang berpangkal atas realita itu merupakan stimulus untuk menyelami kebenaran itu.Dengan sendirinya potensi berpikir kritis anak-anak untuk mengerti kebenaran itu telah dibina.Di sini kewajiban pendidik adalah untuk membina daya pikir yang tinggi dan kritis.


2.1.2.      Epistemologi
Istilah epistemologi pertama kali dicetuskan oleh L. F. Ferier pada abad 19 di Institut of Methaphisycs (1854).Buku  Encyclopedia of Phylosophy, dan Brameld mempunyai pengertian yang hampir sama tentang epistemologi. Epistemologi aalah studi tentang pengetahuan, bagaimana kita mengetahui benda-benda. Contoh beberapa pernyataan yang menggunakan kata “tahu” yang berdeda sumber maupun validitasnya:
a.         Tentu saja saya tahu ia sakit, karena saya melihatnya;
b.        Percayalah, saya tahu apa yang saya bicarakan;
c.         Kami tahu mobilnya baru, karena baru kemarin kami menaikinya.
2.1.3.      Aksiologi
Aksiologi adalah suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai. Ada 3 bagian yang membedakan di dalam aksiologi, yakni moral conduct, esthetic conduct,dan socio-political life.
Nilai dan implikasi aksiologi dalam pendidikan ialah pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut di dalam kehidupan manusia dan membinanya di dalam kepribadian anak.

2.2.      Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia

Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat. Ada 4 aliran dalam antropologi filsafat, antara lain :
ü  Aliran Serba Zat, berpendapat bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Manusia dan alam adalah materi.
ü  Aliran Serba Ruh, berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalahruh. Aliran ini menganggap ruh adalah hakikat, sedangkan badan hanyalah penjelmaan atau bayangan.
ü  Aliran Dualisme, berpendapat bahwa manusia terdiri dari 2 substansi yaitu jasmaniruhani.
ü  Aliran Eksistensialisme, berpendapat bahwa hakikat manusia adalah eksistensi dari manusia. Hakikat manusia adalah ruh sedangkan jasadnya hanyalah alat yang digunakan ruh saja. Tanpa kedua substansi tersebut tidak dapat dikatakan manusia.Pandangan ini akhirnya memperlihatkan keberadaan manusia secara utuh, bahwa mereka adalah pencari kebenaran.
2.2.1.      Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang Manusia
Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah hewan berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikirannya.Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibandingkan makhluk lain.Karena itu manusia harus menggunakan akal dan inderanya untuk memahami mana kebenaranyang sesungguhnya, atau kebenaran yang dibenarkan.Eksistensi manusia yang padat itu harus dimengerti dan dipikirkan.Manusia aalah makhluk religius, dimana manusia memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran yang harus dipatuhi dan diyakini.Amembangun manusia yang sanggup melakukan pembangunan duniawi yang berarti bagi hidup pribadi di akhirat kelak.
2.2.2.      Kepribadian Manusia dan Pendidikan
Sebelum terjadi proses pendidikan di luar dirinya, manusia cenderung beruaha melakukan pendidikan pada dirinya sendiri, dimana manusia berusahamengerti, dan mencari hakikat kepribadian tentang siapa diri mereka sebenarnya. Dalam prosesnya , peran efektif pendidikan terhadap pembinaan manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan didukung factor pembawaan manusia sejak lahir. Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna. Pendidikan dianggap sebagai transfer kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan.
2.2.3.      Masalah Rohani dan Jasmani
Di dalam diri manusia terdapat 6 rasa menjadi satu, yakni : intelek, agama, sosial, seni, dan harga diri / sifat keakuan. Phytagoras & Diasgenes berpendapat bahwa ruh merupakan satu unsur halus yang dapat meninggalkan badan.Jika pergi dari badan, ruh kembali kea lam yang tinggi, meluncur ke angkasa luar dan tidak mati. Meskipun setingginya ilmu manusia tidak akan pernah dapat melebihi Tuhan.


2.3.       Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan

Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah jiwa, ruh, dan  kepribadian system kependidikan nasional, karenanya sistem pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila, citra, dan karsa bangsa kita, dan tujuan nasional bangsa kita , atau tujuaan nasional dan cita-cita luhur rakyat Indonesia yang tertulis pada UUD 1945 sebagai perwujudan jiwa dan nilai Pancasila.
Unsur-unsur yang dapat dijadikan tunggak untuk mengembangkan pendidikan lebih lanjut ada 4, antara lain :
2.3.1.      Dasar dan Tujuan
Dasar pendidikan merupakan suatu asas untuk mengembangkan bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian, karena pendidikan memerlukan landasan kerja untuk member arah bagi programnya. Asas tersebut juga berfungsi sebagi peraturan yang akan digunakan sebagai pegangan hidup dan pegangan langkah pelaksanaan. Di Indonesia secara formal pendidikan mempunyai dasar yang kuat, yaitu Pancasila.Tujuan pendidikan adalah membawa anak didik agar dapat mandiri dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat.Jadi, dasar dan tujuan pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan bidang pendidikan menuju terbinanya kepribadian yang tinggisesuai dengan dasar persiapan pendidikan.
2.3.2.      Pendidik dan Peserta Didik
Pendidik adalah individu yang mampu melaksanakan tinakan mendidik dalam satu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Individu yang mampu  adalah orang dewasa yang sehat jasmani ruhani, mampu berdiri sendiri dan mampu menanggung resiko dari segala perbuatannya. Kesediaan dan kerelaan menerima tanggung jawab harus dimiliki setiap pendidik.Peserta didik adalah adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik fisik maupun mentalnya.Peserta didik memiliki pembawaan, dan potensi yang berbeda-beda.Karena itu pendidik harus mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya agar layanan pendidikan yang diberikan sesuai kedaan masing-masing.
2.3.3.      Kurikulum
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai murupakan faktor yang menentukan kurikulum dan isi pendidikan yang diberikan. Tujuan pendidikan dappenglaman bat memengaruhi strategi pemilihan teknik penyajian pendidikan yang diberikan untuk memberikan pengalaman belajar pada anak  didik dalam  mencapai tujuan pendidikan yang sudah dirumuskan. Antara  tujuan dan  program harus serasi.Kurikulum tidak hanya menjabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang harus diajarkan oleh pendidik kepada anak didik, tetapi juga semua kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandang mempunyai pengaruh terhadap anak didik cdalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2.3.4.      Sistem Pendidikan Pelajar
Pendidikan merupakan usaha sadar yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembanganpotensi dan kemampuan anakagar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, dan sebagai seorang warga negara / masyarakat, dengan memilih materi strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dengan kata lain, pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak didik.
Pengertian Sistem pendidikan adalah sistem yang dijadikan tolok ukur bagi tingkah laku manusia dalam masyarakat yang mengandung potensi mengendalikan, mengatur, dan mengarahkan, perkembangan masyarakat dalam lapangan pendidikan Oleh karena itu lembaga pendidikan perlu memberikan jawaban yang tepat sehingga kecenderungan sikapm dan berpikir masyarakat tidak terombang-ambing tanpa arah yang jelas. Jadi system pendidikan diperlukan untuk menjawab semua persoalan yang ada, khususnya di bidang kependidikan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa filsafat pendidikan merupakan tata pola pikir terhadap permasalahan di bidang pendidikan dan pengajaran yang senantiasa mempunyai hubungan dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain yang diperluakan oleh pendidik atau guru sebagai pengajar dalam bidang studi tertentu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEGIATAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS KPM, BUMDes, DESAIN DAN RAB

Kamis 7 Desember 2023 Pemerintah Desa Terusan Makmur dan Pemerintah Desa Terusan Mulya mengadakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB. Peserta Pelatihan terdiri dari Perangkat Desa, BUMDes, KPM dan Kader Posyandu. Jumlah Narasumber ada 6 diantaranya:  1. HENDRANO, S.P dan RIJALI RAHMAN, S.Pd.I Judul Materi Pemahaman Administrasi BUMDes  2. YUDIANTO,S.H dan ELISE, S.P Judul Materi Pelatihan KPM dan Posyandu  3. SUYONO, S.T dan TITI YULIANTI, S.Pd.I Judul Pelatihan materi Desain RAB kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Terusan Makmur.  harapan PLH. Kades Terusan Makmur Bapak Anang Amunddin, S.Pd terhadap seleruh pesesta pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB yaitu  1. dapat menambah pengetahuan dalam bidang masing-masing  2. dapat diterapkannya setelah mengikuti pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB ini.

DEWATA NAWA SANGA

Dewata Nawa Sanga, 9 Dewa Peguasa Mata Angin 1. Definisi Dewata Nawasanga adalah sembilan dewa atau manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin. Sembilan dewa itu adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara, dan Siwa. 2. Penjelasan Tentang Atribut Dewata Nawasanga a. Dewa Wisnu Arah : Utara/Uttara Pura : Batur Aksara : Ang Senjata : Cakra Warna : Hitam Urip : 4 Panca Wara : Wage Sapta Wara : Soma Sakti : Dewi Sri Wahana : Garuda Fungsi : Pemelihara b. Dewa Sambhu Arah : Timur Laut/Airsanya Pura : Besakih Aksara : Wang Senjata : Trisula Warna : Biru/Abu-Abu Urip : 6 Panca Wara : Sapta Wara : Sukra Sakti : Dewi Mahadewi Wahana : Wilmana c. Dewa Iswara Arah : Timur/Purwa Pura : Lempuyang Aksara : Sang Senjata : Bajra Warna : Putih Urip : 5 Panca Wara : Umanis Sapta Wara : Redite Sakti : Dewi Uma Wahana : Gajah Putih d. Dewa

LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN

  LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar belakang Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh. Sebab itu, sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi , yaitu upaya memanusiakan manusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu landasannya. Konsep hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya. Ada dua alasan mengapa para pendidik perlu memiliki landasan filosofis pendidikan. Pertama, karena pendidikan bersifat normatif maka dalam rangka pendidikan diperlukan asumsi atau sesuatu titik tolak yang bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat normatif tersebut an