TRI HITA KARANA DAN TAT TWAM ASI
A. TRI HITA KARANA
Tri Hita Karana terdiri dari :
- Parahyangan
- Pawongan
- Palemahan
1. Parhyangan
Parahyangan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang
Widi Wasa / Brahman sang pencipta / Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai Umat beragama
atas dasar konsep theology yang diyakininya khususnya Umat Hindu yang pertama
harus dilakukan adalah bagaimana berusaha untuk berhubungan dengan Sang Pencipta
melalui kerja keras sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk hal ini
ditempuh dengan Catur Marga yaitu empat jalan menuju Sang Pencipta yakni :
- Karma Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong Umat untuk berbuat semaksimal mungkin untuk kepentingan orang banyak atau dirinya sendiri berada dalam lingkungan itu. Apa yang dikerjakannya tersebut di landasi dengan rasa tulus iklas dan tanpa pamrih. Yang dapat diperbuat dan mempunyai nilai spiritual yang tinggi adalah membangun dan membantu pembangunan tempat-tempat ibadah baik melalui memberikan dana punya ( memberikan sumbangan berupa uang atau bahan-bahan bangunan ), sehingga dapat memperlancar kegiatan pembangunan tempat-tempat ibadah tersebut dan terwujud dengan baik serta dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya oleh Umat beragama untuk kegiatan Keagamaan.
- Bhakti Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong Umat untuk tulus iklas mengabdi atas dasar kesadaran pengabdiaan, yang dimaksudkan disini adalah selain berbhakti kepada Hyang Widi Wasa (Tuhan) juga mengabdi untuk kepentingan masyarakat, Bangsa, dan Negara.
- Jnana Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong umat untuk yang mempunyai kemampuan pemikiran – pemikiran yang cemerlang dan positif untuk disumbangkan secara sukarela dan tanpa imbalan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
- Raja Yoga Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong umat untuk selalu menghubungkan diri dengan Tuhan melalui kegiatan sembahyang, tapa ( mengikuti untuk tidak melanggar larangan/ pantangan ), brata ( mengendalikan diri ) dan semadi ( selalu menghubungkan diri dengan berpasrah diri kepada Tuhan melalui berjapa/jikir ).
2. Pawongan
Pawongan adalah hubungan harmonis antara sesama umat manusia. Dalam hal ini
ditekankan agar sesama umat beragama untuk selalu mengadakan komunikasi dan
hubungan yang harmonis melalui kegiatan Sima Krama Dharma Santhi /
silahturahmi. Dan kegiatan ini dipandang penting dan strategis mengingat bahwa
umat manusia selalu hidup berdampingan dan tidak bisa hidup sendirian. Oleh
karena itu tali persahabatan dan persaudaraan harus tetap terjalin dengan baik.
3. Palemahan
Palemahan adalah hubungan harmonis antara umat manusia dengan alam
lingkungannya. Ajaran ini menekankan kepada umat manusia untuk tetap menjaga
kelestarian lingkungan alam sekitar, sehingga terwujud keharmonisan alam dan
tetap terjaganya keseimbangan ekosistem. Untuk mewujudkan keharmonisan dengan
alam lingkungan, bentuk-bentuk nyata yang dapat dipedomani dan dilaksanakan
khususnya bagi Umat Hindu adalah melalui pengamalan makna Tumpek Uduh, Tumpek
Kandang dan Caru ( Bhuta Yajna ) dengan berbagai tingkatannya. Semuanya itu
merupakan suatu tatanan yang mendasar serta mengandung konsep – konsep
keseimbangan yang pada intinya memberikan dorongan untuk menumbuh kembangkan
rasa cinta kasih kepada sesama dan alam lingkungan.
B. TAT TWAM ASI
Tat Twam Asi mempunyai arti engkau adalah aku dan aku adalah engkau. Makna
mendasar yang dapat dipetik dari Tat Twam Asi tersebut adalah bagaimana
menyayangi diri sendiri demikian juga menyayangi orang lain bahkan lingkungan
sekalipun. Atas dasar itu maka tindakan hormat menghormati sesama umat beragama
adalah sangat diperlukan bahkan harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ajaran Tat Twam
Asi sangat selaras dengan ideology Negara yaitu pancasila. Dengan demikian
setiap warga Negara mempunyai hak untuk mengaktualisasikan ajarannya ditengah –
tengah masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan yang berlaku di
masyarakat tersebut serta tetap mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan
bangsa.
Dari uraian di atas kiranya perlu digaris bawahi bahwa ajaran agama
merupakan pedoman dan tuntunan bagi umatnya dalam kehidupan beragama,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun perlu diingat bahwa umat beragama
adalah warga NegaraIndonesia, oleh karena itu harus mengetahui dan memahami
empat ( 4 ) pilar utama yaitu :
- Pancasila sebagai ideology Negara
- Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI )
- Wawasan kebangsaan
- Bhineka Tunggal Ika
Dengan empat pilar utama diatas maka setiap warga Negara yang sekaligus
umat beragama hendaknya tetap mempertahankan NKRI yang berideologi pancasila
dengan mengembangkan wawasan nasionalnya bahwaIndonesiaadalah Negara yang multi
kultural yang perlu dijaga ditumbuh kembangkan dan dipertahankan sampai kapan
saja. Semoga Brahman ( Tuhan Yang Maha Esa ) menganugerahkan kekuatan dan sinar
sucinya kepada seluruh warga bangsa khususnya warga Kalimantan Barat agar dapat
melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik, sehingga dapat memberikan
kontribusi positif kepada Negara dan daerah Kalimantan Barat guna ketertiban,
kesejahteraan, kemajuan dan kejayaan Indonesia pada umumnya dan Kalimantan
Barat khususnya. Berbakti kepada agama dan Negara sesuai dengan konsep dalam agama
Hindu yang di sebut dengan Dharma Agama dan Dharma Negara.
Sebagai umat Hindu kiranya perlu menanamkan pemahaman yang mendalam untuk
berbuat kebenaran berdasarkan Dharma selama hidup ini sebagai bentuk
persembahan atau pengabdian (Yasa Kerthi) guna kepentingan masyarakat, bangsa,
dan Negara. Untuk meyakini hal tersebut dapat direnungkan dengan mendalam apa
yang disabdakan dalam Yajurveda XIX. 30 berbunyi sebagai berikut :
Vratena diksam apnoti, Diksoya apnoti daksinam, Daksina
sraddham apnoti, Sraddhaya satiam apjate.
Artinya :
Dengan persembahan diperoleh kesucian, Dengan kesucian didapat kemuliaan,
Dari kemuliaan didapat kehormatan, Dari kehormatan didapat
keyakinan dan, Dari keyakinan diperoleh kebenaran yang sejati.
Komentar
Posting Komentar