Langsung ke konten utama

Panaturan Pasal 1



 
2.2.       Makna Teologi dalam Kitab Suci Panaturan pada pasal 2 RANYING HATALLA Menciptakan Bumi, Langit, Bulan, Bintang, Matahari Brserta Segala Isinya Dan Membagi Gelap Dan Terang.
Pada pasal 2 dijelaskan bahwa dari atas Puncak Bukit Bulau Kagantung Gandang Kereng Rabia Nunyang Hapalangka Langit, RANYING HATALLA memperhatikan kuasaNYA, IA Yang Maha Kuasa menyatakan kebesaranNYA.  Disana RANYING HATALLA melepaskan SARUMPAH BULAU langsung meletakannya di tempat yang dikehendakiNYA, serta kedengaranla bunyi guntur menggerumuh memenuhi alam semesta, petir halilintar menggetarkan buana dan Sarumpah Bulau berubah menjadi NAGA HAI GALANG PETAK, Begitulah RANYING HATALLA menjadikan kehendakNYA yang pertama.
Makna Teologi dari pasal 2 ( dua ) RANYING HATALLA Menciptakan Bumi, Langit, Bulan, Bintang, Matahari Beserta Segala Isinya Dan Membagi Gelap Dengan Terang adalah dari atas Puncak Bukit Bulau Kagantung Gandang Kereng Rabia Nunyang Hapalangka Langit, RANYING HATALLA memperhatikan kuasaNYA, IA Yang Maha Kuasa menyatakan kebesaranNYA.  Disana RANYING HATALLA melepaskan SARUMPAH BULAU langsung meletakannya di tempat yang dikehendakiNYA, serta kedengaranla bunyi guntur menggerumuh memenuhi alam semesta, petir halilintar menggetarkan buana dan Sarumpah Bulau berubah menjadi NAGA HAI GALANG PETAK, Begitulah RANYING HATALLA menjadikan kehendakNYA yang pertama.  RANYING HATALLA mengambil dan melepaskan LAWUNG SINGKAP ANTANG serta membukanya dan meletakkannya di atas NAGA HAI GALANG PETAK, dimana Lawung Sikap Antang Kajadian menjadi PETAK SINTEL HABALAMBANG TAMBUN, LIANG DERET HABANGKALAN KARANGAN ( Tanah Bumi ) begitulah RANYING HATALLA mewujudkan kehendakknya yang kedua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEGIATAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS KPM, BUMDes, DESAIN DAN RAB

Kamis 7 Desember 2023 Pemerintah Desa Terusan Makmur dan Pemerintah Desa Terusan Mulya mengadakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB. Peserta Pelatihan terdiri dari Perangkat Desa, BUMDes, KPM dan Kader Posyandu. Jumlah Narasumber ada 6 diantaranya:  1. HENDRANO, S.P dan RIJALI RAHMAN, S.Pd.I Judul Materi Pemahaman Administrasi BUMDes  2. YUDIANTO,S.H dan ELISE, S.P Judul Materi Pelatihan KPM dan Posyandu  3. SUYONO, S.T dan TITI YULIANTI, S.Pd.I Judul Pelatihan materi Desain RAB kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Terusan Makmur.  harapan PLH. Kades Terusan Makmur Bapak Anang Amunddin, S.Pd terhadap seleruh pesesta pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB yaitu  1. dapat menambah pengetahuan dalam bidang masing-masing  2. dapat diterapkannya setelah mengikuti pelatihan Peningkatan Kapasitas KPM, BUMDes, Desain dan RAB ini.

DEWATA NAWA SANGA

Dewata Nawa Sanga, 9 Dewa Peguasa Mata Angin 1. Definisi Dewata Nawasanga adalah sembilan dewa atau manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin. Sembilan dewa itu adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara, dan Siwa. 2. Penjelasan Tentang Atribut Dewata Nawasanga a. Dewa Wisnu Arah : Utara/Uttara Pura : Batur Aksara : Ang Senjata : Cakra Warna : Hitam Urip : 4 Panca Wara : Wage Sapta Wara : Soma Sakti : Dewi Sri Wahana : Garuda Fungsi : Pemelihara b. Dewa Sambhu Arah : Timur Laut/Airsanya Pura : Besakih Aksara : Wang Senjata : Trisula Warna : Biru/Abu-Abu Urip : 6 Panca Wara : Sapta Wara : Sukra Sakti : Dewi Mahadewi Wahana : Wilmana c. Dewa Iswara Arah : Timur/Purwa Pura : Lempuyang Aksara : Sang Senjata : Bajra Warna : Putih Urip : 5 Panca Wara : Umanis Sapta Wara : Redite Sakti : Dewi Uma Wahana : Gajah Putih d. Dewa

LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN

  LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar belakang Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh. Sebab itu, sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi , yaitu upaya memanusiakan manusia, maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu landasannya. Konsep hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya. Ada dua alasan mengapa para pendidik perlu memiliki landasan filosofis pendidikan. Pertama, karena pendidikan bersifat normatif maka dalam rangka pendidikan diperlukan asumsi atau sesuatu titik tolak yang bersifat normatif pula. Asumsi-asumsi pendidikan yang bersifat normatif tersebut an